√ Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah -->

Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah

Ibnu Rusyd
12 April 2020

Ad1

Ad2

Sholawat Wahidiyah Dan Artinya

Sholawat Wahidiyah - Siapa yang tidak kenal dengan Sholawat Wahidiyah pada zaman yang serba cepat informasi, mungkin tidak semuanya tahu apa itu Sholawat Wahidiyah dan Ajaran yang ada di dalam Wahidiyah.

Sholawat Wahidiyah adalah rangkaian doa-doa Sholawat Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam seperti tertulis dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk kaifiyah (cara dan adab atau tatakrama) dalam mengamalkan Sholawat Wahidiyah.

Lembaran Sholawat Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah sudah lama disiarkan dan diamalkan kurang labih sudah 57 tahun lamanya mulai tahun 1963.

Pengarang atau Muallif Sholawat Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah tentunya ada pengarangnya, adapun Muallif Sholawat Wahidiyah adalah al-Mukarrom KH. Abdul Madjid Ma'roef, Pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo, Desa bandarlor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri Provinsi Jawa Timur Indonesia.

Manfaat Sholawat Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah berfaedah menjernihkan hati, dan ma'rifat (sadar) kepada Allah Shubhanahu Wata'ala dan Rosul-Nya Sholallohu 'Alaihi Wasallam.

Alhamdulillah, bifadlillahi warohmatih wabisyafaa'ati Rosuulillahi Shollallohu 'Alaiihi Wasallam mereka yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah sesuai dengan bimbingan Muallif Sholawat Wahidiyah RA, yang benar dikaruniai hati lebih jernih, batin lebih tenang, jiwa lebih tentram, makin bertambah banyak sadar kepada Alloh Shubhanahu Wata'ala (ma'rifat Billah) wa Rosuulihi Shollallohu 'Alaiihi Wasallam disamping diberi kemudahan dalam berbagai keperluan.

Tidak termasuk Jam'iyah Thoriqoh

Sholawat Wahidiyah tidak termasuk dalam kategori jamiyah Thoriqoh, tetapi berfungsi sebagai thoriqoh dalam arti "JALAN" menuju sadar kepada Alloh wa Rosuulihi Shollallohu 'Alaiihi Wasallam.

Tidak ada Syarat Khusus yang mengikat

Mengamalkan Sholawat Wahidiyah tidak disertai syarat-syarat atau ketentuan khusus yang mengikat, tetapi harus dengan adab (tatakrama): hudlur dan yakin kepada Alloh Shubhanahu Wata'ala, mahabbah dan ta'dhim kepada Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam.

Sholawat Wahidiyah, seperti sholawat-sholawat yang lain, boleh diamalkan oleh siapa saja, tanpa syarat adanya sanad atau silsilah, karena sanad dari segala sholawat adalah Shohibus Sholawat itu sendiri, yakni Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam.

Diijazahkan secara mutlak

Sholawat Wahidiyah telah diijazahkan secara mutlak oleh Muallifnya untuk diamalkan dan disiar-kan dengan ikhlas (tanpa pamrih) dan bijaksana, kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu dan golongan.

Mujahadah Wahidiyah

Pengamalan Sholawat Wahidiyah disebut Mujahadah, adapun mujahadah sendiri ada beberapa perbedaan pendapat. Langsung saja bahwa Ta’rif (definisi) mujahadah menurut arti bahasa, syar’i, dan istilah ahli hakikat sebagaimana dimuat dalam kitab Jami’ul Ushul Fil-Auliya dalam kitab Jami’ul-Ushul Fil-Auliya oleh Asy-Syekh Dhiyauddin Ahmad Mushtofa Al-Kamsyakhonawy An-Naqsyabandy, adapun Penerbitnya : Al-Haromain Singapura-Jedah-Indonesia , pada hal 221 :

أَمَّاالْمُجَاهَدَةُ فَهيَ فِي اللُّغَةِ الْمُحَارَبَةُ وَفِي الشَّرْعِ مُحَارَبَةُ  أَعْدَآءِ اللهِ، وَفِي اصْطـِلاَحِ أَهْلِ الْحَـقِـيْقَةِ مُحَــارَبَةُ النَّفـْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَتَحْمِيْلُهَا مَا شَقَّ عَلَيْـهَا ِممَّا هُوَ مَطْلـُوْبٌ شَرْعًا. وَقَالَ بَعْضُـهُمْ : الْمُـجَاهَدَةُ مُخَالَـفَةُ النَّفْسِ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ : المـُجَاهَدَةُ مَنْعُ النَّفْسِ عَنِ الْمَـأْلُوْفَاتِ.

“Arti mujahadah menurut bahasa adalah perang, menurut syara’ adalah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan menurut istilah ahli hakikat adalah memerangi nafsu amarah bis-suu’ (Nafsu yang senantiasa memerintah atau mengajak perbuatan buruk atau jahat) dan memberi beban kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara’ (agama). Sebagian Ulama’ mengatakan : "Mujahadah adalah tidak menuruti kehendak nafsu”, dan ada lagi yang mengatakan : “Mujahadah adalah menahan nafsu dari kesenangannya”.

Di dalam Wahidiyah yang dimaksud “Mujahadah” adalah bersungguh-sungguh memerangi dan menundukkan hawa nafsu (nafsu ammarah bis-suu’) untuk diarahkan kepada kesadaran “FAFIRRUU ILALLOOH WAROSUULIHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM".

Adapun mujahadah dalam wahidiyah ada beberapa macam diantaranya:

a. Mujahadah 40 (empat puluh) hari.

Mujahadah 40 hari ini dilaksanakan oleh Pengamal pemula, dan dapat dilaksanakan ulang oleh para Pengamal Wahidiyah.

b. Mujahadah Yaumiyah (harian). 

Mujahadah yang dilaksanakan setiap hari oleh Pengamal,   baik  secara perorangan atau berjama'ah.

c. Mujahadah Keluarga.

Mujahadah keluarga adalah mujahadah yang dilaksanakan berjama'ah oleh seluruh anggota keluarga.

d. Mujahadah Usbu'iyah (mingguan).

Mujahadah   Usbu'iyah (mingguan) adalam Mujahadah yang   dilaksanakan secara berjamaah seminggu sekali, oleh Pengamal se desa/kelurahan/kelompok/lingkungan. Adapun penyelenggara dan penanggung jawab Pengurus PSW Desa atau Kelurahan.

e. Mujahadah Syahriyah (bulanan/ lapanan). 

Mujahadah Syahriyah adalah mujahadah yang dilaksanakan secara berjamaah sebulan sekali atau setiap selapan (35 hari) sekali, oleh Pengamal se-Kecamatan. Penyelenggara dan penanggung jawab Pengurus PSW Kecamatan.

f. Mujahadah Rubu'usanah (triwulan). 

Mujahadah Rubu'ussanah adalah yang dilaksanakan secara berjamaah setiap tiga bulan sekali, oleh Pengamal se Kabupaten atau Kota.

Adapun penyelenggara dan penanggungjawab Dewan Pimpinan Cabang Penyiar Sholawat Wahidiyah (DPC PSW).

g. Mujahadah Nisfusanah (setengah tahunan). 

Mujahadah yang dilaksanakan secara berjamaah setiap 6 (enam) bulan sekali atau dua kali dalam setahun, oleh Pengamal se-Provinsi / Daerah Khusus/Daerah Istimewa.

Penyelenggara dan penanggung jawab Dewan Pimpinan Wilayah Penyiar Sholawat Wahidiyah (DPW PSW).


Mujahadah yang dilaksanakan secara berjamaah berskala Nasional / Internasional pada setiap bulan Muharram dan bulan Rajab.

Penyelenggara dan penanggung jawab Dewan Pimpinan Pusat Penyiar Sholawat Wahidiyah (DPP PSW).

i. Mujahadah Khusus

Dalam pelaksanaan mujahadah khusus banyak diantaranya : Mujahadah Peningkatan, Mujahadah Kecerdasan, Mujahadah Keamanan, Mujahadah Penyiaran, Mujahadah Waqtiyyah (insidentil dan momentil) berhubung adanya kejadian-kejadian penting, bersifat lokal, regional, nasional dan internasional.

Ada juga mujahadah sholawat wahidiyah 717 atau Mujahadah dengan bilangan 7-17, mujahadah sholawat wahidiyah untuk penyembuhan, dan sebagainya.

AJARAN WAHIDIYAH

Yang dimaksud dengan Ajaran Wahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriyah dan bathiniyahberpedoman kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits dalam melaksanakan tuntunan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam Meliputi bidang iman, bidang islam dan bidang ihsan, mencakup segi syari'ah, segi haqiqah dan segi akhlaq.

Disamping mengamalkan Sholawat Wahidiyah ini, supaya melatih hati menerapkan Ajaran Wahidiyah yang rumusannya adalah "LILLAH BILLAH", "LIRROSUL BIRROSUL" dan berusaha melaksanakan :"YUKTII KULLA DZII HAQQIN HAQQOH" dengan prinsip "TAQDIIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA' FAL AN FA".

AJARAN WAHIDIYAH LILLAH

Ajaran Wahidiyah Lillah adalah segala amal perbuatan apa saja, baik yang berhubungan langsung dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-NYA, maupun yang berhubungan dengan masyarakat, dengan mahluq pada umumnya, baik yang bersifat wajib, yang sunnah atau yang mubah (wenang), asal bukan perbuatan yang merugikan atau bukan perbuatan yang tidak diridloi Allah Subhanahu Wa Ta'ala melaksanakannya supaya disertai niat dan tujuan mengabdikan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas tanpa pamrih ! (LILLAAHI TA'AALA) "LAA ILAAHA ILLALLOOH" (Tiada tempat mengabdi selain kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"WAMAA KHOLAQTUL-JINNA WAL-INSA ILLAA LIYA'-BUDUUNI" (Q.S. Adz-Dzaariyat: 56). 

"(Tiada AKU menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-KU)"

AJARAN WAHIDIYAH BILLAH :

Menyadari dan merasa senantiasa kapanpun dan dimanapun berada, bahwa segala sesuatu termasuk gerak-gerik dirinya lahir bathin, adalah ALLOH TUHAN MAHA PENCIPTA yang menciptakan dan menitahkannya. Jangan sekali-kali merasa, lebih-lebih mengaku diri kita memiliki kekuatan dan kemampuan "LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH"

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّه

"(Tiada day a dan kekuatan melainkan atas kehendak Alloh Shubhanahu Wata'ala (Billah)".

AJARAN WAHIDIYAH LIRROSUL:

Disamping menerapkan Lillah seperti diatas, dalam segala tindakan dan perbuatan apa saja, asal bukan perbuatan yang tidak diridlai Alloh Subhanahu Wa Ta'ala , bukan perbuatan yang merugikan supaya juga disertai niat mengikuti jejak tuntunan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam .

"YAA AYYUHAL-LADZIINA AAMANUU ATHII'ULLOHA WA-ATHII'URROSUULA WALAA TUBTHILUU A'MAALA-KUM"(QS. Muhammad, 33) 

"Hal orang-orang yang beriman (BILLAH), taatlah kepada Alloh ft (LILLAH) dan taatlah kepada Rasul Sholallohu 'Alaihi Wasallam (LIRROSUL), dan janganlah merusak amal-amalmu)".

AJARAN WAHIDIYAH BIRROSUL:

Disamping sadar Billah seperti diatas, supaya juga menyadari dan merasa bahwa segala sesuatu termasuk gerak gerik dirinya lahir bathin (yang diridloi Allah Subhanahu Wa ta'ala) adalah karena syafa'at dan jasa Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam.

"WAMAA ARSALNAAKA ILLAA ROHMATALLIL "AALAMIIN". (QS. Al-Anbiyaa, 107) 

"(Dan tiadalah AKU mengutus Engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bag! seluruh alam) Penerapan LILLAH BILLAH dan LIRROSUL BIRROSUL seperti diatas adalah merupakan realisasi dalam praktek hati dari dua kalimat syahadat "ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLOOH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR-ROSUULULLOH".

YUKTI KULLA DZII HAQQIN HAQQOH :

Mengisi dan memenuhi segala bidang kewajiban, melaksanakan kewajiban tanpa menuntut hak. Baik kewajiban-kewajiban terhadap Allah Shubhanahu Wa Ta'ala wa Rosuulihi Sholallohu 'Alaihi Wasallam, maupun kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan masyarakat di segala bidang dan terhadap mahluq pada umumnya.

TAQDIIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA' FAL AN FA'

Di dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut supaya mendahulukan yang lebih penting (AHAMMU). Jika sama-sama pentingnya, supaya dipilih yang lebih besar manfaatnya (ANFA'U). 

Hal-hal yang berhubungan kepada Alloh wa Rosuululihi Sholallohu 'Alaihi Wasallam terutama yang wajib, pada umurmnya harus dipandang "AHAMMU" (lebih penting). Dan hal-hal yang manfaatnya dirasakan juga oleh orang lain atau umat dan masyarakat pada umumnya harus dipandang ANFA'U (lebih bermanfaat).

PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH (PSW)

Pengertian Penyiar Sholawat Wahidiyah

Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) adalah satu-satunya lembaga khidmah (organisasi) yang didirikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah pada tahun 1964 untuk waktu yang tidak terbatas, ditugasi mengatur kebijaksanaan dan memimpin pelaksanaan serta bertanggung jawab mengenai pengamalan, penyiaran, pembinaan dan pendidikan Wahidiyah sesuai bimbingan Muallif.

Lambang Penyiar Sholawat Wahidiyah

Lambang Penyiar Sholawat Wahidiyah adalah tulisan huruf Arab diambil dari Ayat Al-Qur'an berbunyi : FAFIRRUU ILALLOOH berwarna putih di atas dasar warna hitam berbentuk bulat telor dikelilingi 8 buah garis lengkung.

Lambang PSW


Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah
Larilah (kembali) kepada Alloh
Organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) telah memenuhi UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, dan telah memperoleh SKT dari Kemendagri, Nomor: 01-00-00/016/D.III.4/III/2013.


Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah

Organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) telah mendapat Rekomendasi dari Kementerian Agama RI, Nomor: SJ/B.1/3/HK.00/35.03/2013.


Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah

Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) sebagai organisasi berbadan hukum terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dengan KEPUTUSAN MENKUMHAM RI Nomor : AHU-138.AH.01.06 Tahun 2011.


Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah

Sholawat Wahidiyah, Ajaran Wahidiyah dan Organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah sudah diadakan pengecekan oleh Kejaksaan Agung melalui Kejaksaan Negeri Kediri dengan suratnya tanggal 19 Maret 1970 Nomor: B-224/C-1111/70 perihal: Pengekliran dan Pengecekan adanya Penyiar Sholawat Wahidiyah.

Sholawat Wahidiyah telah diadakan pendataan oleh BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BADAN LITBANG AGAMA) DEPARTEMEN AGAMA RI Jakarta dan telah dikeluarkan tanggapan bahwa Sholawat Wahidiyah tidak termasuk "ISLAM JAMAAH", sesuai Surat KEPALA PUSLITBANG I An. KEPALA LITBANG AGAMA Nomor : P.ll/3/294/1271/79 tanggal 5 November 1979.

Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah telah diadakan penelitian oleh BAKOR PAKEM TINGKAT I JAWA TIMUR, dan telah diijinkan untuk disebarluaskan/disiarkan kepada masyarakat umum, sesuai surat Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur tanggal 17 Juli 1978 Nomor: B-1161/1.5.1.1/1978 yang disebut dalam surat KASI POLKAM an. Asisten I/Intel an. Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur tanggal 16 Desember 1978 Nomo:B-1981/K/5.3.1/12/1978.

Managerial Leadership PSW.

Adapun managerial Leadership Penyiar Sholawat Wahidiyah yaitu : 

a. Konsisten menerapkan firman Alloh dalam Al Qur'an Surah Ali Imron Ayat 159:

Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah

"Maka dengan sebab rahmat dari Allah-lah Engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Dan sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila Engkau telah membulatkan tekad (mengambil keputusan), maka bertawakkallah kepada Allah !. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nyal".

b. Kedaulatan tertinggi dalam organisasi PSW ada pada Musyawarah Kubro Wahidiyah yang diadakan setiap 5 tahun sekali.

Muncul Kelompok-Kelompok Wahidiyah

Setelah Muallif Sholawat Wahidiyah wafat pada tanggal 7 Maret 1989, selain organisasi PSW yang didirikan oleh Muallif, muncul kelompok-kelompok wahidiyah yang tidak sesuai dengan bimbingan Muallif. Keberadaan dan kegiatan mereka di luar tanggung jawab PSW.

PSW Pusat Pindah dari Kedunglo Ke Jombang

Mulai tanggal 10 Maret 1996 kantor Sekretariat dan segala kegiatan Penyiar Sholawat Wahidiyah Pusat dipindahkan dari Kedunglo - Kediri ke Pesantren At-Tahdzib (P.A) Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. (Dasar: Surat Keputusan PSW Pusat No. 06.SK/PSWP-XXXIII/III/'96).


Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah


Itulah penjelasan tentang Sholawat Wahidiyah Dan Ajarannya | Penyiar Sholawat Wahidiyah, tidak menjelaskan sholawat ibrahimiyah menurut wahidiyah,  sholawat wahidiyah dan artinya, sholawat wahidiyah pdf, sholawat wahidiyah sesat, sholawat wahidiyah latin serta sholawat mujahadah wahidiyah, mudah-mudahan dalam kesempatan lain bisa membahasnya semuanya tentang sholawat wahidiyah keseluruhan.